Kuliah S2: Seputar Pertanyaan yang Sering Muncul

by - May 09, 2018


Halo teman2..
Selama aku menjalani kuliah S2, aku sering dilontarkan dengan berbagai pertanyaan oleh orang terdekatku terkait kuliah ini. Kali ini aku bakal menjawab sekaligus memberikan penjelasan dari pertanyaan yang sering muncul. Penjelasan yang kuberikan berdasarkan pengalaman selama kuliah di UNY. So, tiap kampus sebenarnya memiliki aturan yang berbeda-beda. Teman-teman jangan langsung mengeneralisaikan.
Oke siap, Langsung cus ke point...

1. Kuliah S2 bisa gak sih sambil kerja (kerja di suatu instansi, bukan sampingan) ?
Bisa, tapi dengan ketentuan. Bukan ketentuan dari kampus sih, tapi dari diri kita. Nah kebetulan 3 orang teman sekelas aku sudah ada yang bekerja sambil kuliah S2. Mereka bekerja sebagai guru di suatu sekolah. Jarak antara sekolah dengan kampusnya sekitar 1-2 jam. Sebut saja temanku si A, dia ngajar di sekolah daerah prambanan, yang jaraknya dr kampus sekitar 1 jam-an. Si A juga tinggal di daerah prambanan. Kemudian temanku si B, dia ngajar di sekolah daerah godean. Hampir sama dengan si A, jarak antara kampus dan sekolahnya memakan waktu 1 jam-an. Si B juga tinggal di daerah godean. Lalu si C, dia guru di sekolah purwokerto. Jarak antara purwokerto ke jogja itu sekitar 2-3 jam. Si C selama kuliah dia ngekos, dan ketika libur kuliah (bukan libur semester) dia balik ke purwokerto untuk mengajar disekolahnya.
Nah, mereka sangat bersyukur kalau guru-guru disekolahnya sangat mendukung mereka untuk kuliah lagi. Jadi guru-guru disekolahnya sangat memahami dan bertoleransi, karena jika bekerja sambil kuliah mereka harus mengatur jadwal mengajar dan kuliah sedemikian rupa agar tidak terjadi bentrokan. 
Kesimpulannya, bisa kuliah S2 sambil kerja, kerja sambil kuliah S2.. hehe tapi pastikan jarak antara kampus dan tempat kerja tidak terlalu jauh serta lingkungan kerja harus memberikan dukungan penuh terhadap kita. 

2. Kuliah S2 itu setiap hari gak? Katanya gak kaya S1 ya tiap hari?
Dulu, aku mikirnya gitu. Kuliah nya paling sebentar aja kok, gak perlu dari senin sampai jumat. Ternyata dugaan ku salah teman-teman. Oke aku cerita dulu ya. Waktu semester 1 memang aku kuliah dari hari senin-rabu, bisa dibilang semacam memadatkan jadwal di hari tersebut. Jadi dalam satu hari kita bisa menghabiskan 3 atau 2 mata kuliah. Alasan memadatkan jadwal tersebut agar lebih memudahkan teman-teman yang sambil mengajar. Alhamdulillah sekali dosen-dosen di prodi sangat toleran dengan mahasiswa yang sambil ngajar. Kemudian beralih ke semester 2. Jujur saja, jadwal disemester ini agak semrawut. Mengapa begitu? Jadi jadwal semester ini itu dosen pengampu mata kuliah tertentu memilih memadatkan jadwal secara pribadi. Jadi misal dosen A, maunya ngajar di hari senin dengan memadatkan 4 mata kuliah yang berbeda dihari itu. Dosen A ini tidak hanya mengajar di kelas kami saja, namun di kelas lain atau prodi lain juga mengajar. Kemungkinan yang terjadi pada kami, kami akan mendapati jadwal di hari senin untuk satu mata kuliah kalau dosen lain tidak ada yang ingin mengajar di hari senin. Bagi kami kalau kuliah hanya untuk satu mata kuliah dalam satu hari itu sangat tidak efisien. Awalnya kami keberatan dengan hal tersebut. Lalu kami berdiskusi dengan ketua prodi dan Alhamdulillah jadwal masih bisa dipadatkan. Yang tidak bisa dipadatkan adalah jadwal praktikum, karena laboratoriumnya bergantian dengan mahasiswa S1. Mahasiswa pasca memiliki jatah praktikum hanya di hari jumat dan sabtu. Akhirnya setelah berdiskusi, jadwal di semester ini kuliah dari hari senin-rabu (jadwal padat), kamis libur dan jumat-sabtu praktikum dengan masing-masing satu mata kuliah praktikum. So, kesimpulannya, aku tidak bisa mengatakan kalau kuliah S2 itu tiap hari atau enggak. Yang saya rasakan untuk jadwal perkuliahannya sama saja dengan perkuliah saya S1, sehingga saya tidak merasa kaget atau terbebani dengan jadwal yang seperti itu.   

3. Sistem perkuliahannya gimana sih? Banyak tugasnya gak?
Aku sudah hampir menjalani dua semester. Mungkin aku sekalian berkeluh kesah kepada kalian teman-teman. Tiap orang itu memiliki cara yang berbeda dalam memikul beban. Bagiku perkuliahannya sangat menyenangkan, namun tugasnya yang kurang menyenangkan. Yaiyalah, dimana-dimana kalau mahasiswa dikasih tugas pasti banyak ngeluhnya. Hehehe...
Kebanyakan kami melakukan presentasi di depan kelas. Waktu S1 juga sering sih presentasi, tapi kan paling kelompokan. Bedanya sama S2, kita presentasi individu. Yang dipresentasikan adalah makalah yang kita buat sendiri. Hampir semua mata kuliah menuntut kita untuk membuat makalah. Ada juga sih mata kuliah yang menutut kita untuk membuat artikel atau paper. Kalau S1 masih bisa menggunakan referensi buku dari dalam negeri, kalau S2 sudah dituntut untuk mencari referensi dalam bahasa inggris, baik itu buku ataupun jurnal. Jurnal international sangat di utamakan dalam setiap penulisan. Tapi kalian jangan mengira ya kami presentasinya juga dalam bahasa inggris. Kami tetap menyajikannya dengan bahasa Indonesia, bukan bahasa daerah. Ahahaha. Setelah presentasi, dibuka sesi tanya jawab. Nah disini kami saling berbagi pendapat dan pertanyaan mengenani topik yang dipresentasikan. Pokoknya jangan biarkan kelas itu hening. Ributlah dengan pendapat-pendapat dan pertanyaan. Sebagian dosen ada yang tidak senang dengan keheningan itu, tapi bukan killer. Setiap pengajar pastilah mengharapkan peserta didiknya selalu aktif dikelas dalam pembelajaran. So, kalian bisa menafsirkan sendiri ya teman-teman.

4. Bikin tesis itu susah gak sih? Katanya kalau mau lulus harus submit artikel yah?
Syarat kelulusan mahasiswa pascasarjana S2 UNY itu ada 3, menyelesaikan tesis, mensubmit artikel/jurnal/prosiding (pastikan sampai accepted) dan score ProTOEFL 450. Kami sejak semester 2 ini sudah dibimbing untuk menggarap tesis, setidaknya sudah memiliki judul dan dosen pembimbing. Mengingat kuliah S2 cuma 2 tahun, belum lagi untuk submit artikel. Kebanyakan penelitian tesis itu pengembangan, ada juga yang eksperimen, tapi yang dominan di prodiku adalah pengembangan. Pengembangan memang biaya penelitiannya tidak murah, karena kita mesti mengembangkan suatu produk. Hal itu bisa diatasi dengan penelitian payung. Nanti kalian akan tahu sendiri apa itu penelitian payung dan benefitnya jika kita bergabung dengan penelitian itu. Awalnya aku juga mikir sih, kayaknya kalau pengembangan ini bakal ngabisin banyak biaya. Alhamdulillah, aku dapat tawaran proyek penelitian payung dari dosen pembimbingku. Beralih ke artikel/jurnal/prosiding, ini penting banget. Usahakan pembuatan tulisan ini sudah dirancang ketika mengerjakan tesis. Intinya kalau kita punya data, bisa dijadikan suatu artikel/jurnal/prosiding. Sambil mengerjakan tesis, sambil menulis jurnal juga. Mengapa harus disambil? Menunggu accepted  artikel/jurnal/prosiding itu luaaamaaa hampir berbulan-bulan. Bayangkan jika kalian sudah menyelesaikan tesis, ternyata kalian belum bisa yudisium karena belum accepted, nyesekk gak siih? Nunggunya itu bukan hanya sebulan – dua bulan, bahkan ada yang sampai 6 bulan cuuuyyyy. Dan itu gak itu gak jadi jaminan langsung accepted. Setelah accepted, baru kita membayar adimistrasi dari artikel/jurnal/prosiding tersebut. Biaya yang dikeluarkan juga tidak murah ternyata. Tergantung indexnya. Jika semakin bagus, maka semakin mahal. Apalagi jika terindex scopus. Nah itu tadi sekilas tentang tesis dan artikel/jurnal/prosiding. Aku cuma bisa kasih gambaran, nanti kalau kalian sudah kuliah S2 akan mengerti lebih dalam maknanya. Nah untuk ProTOEFL sudah difasilitasi dan bisa mengikuti tes nya di LPPMP UNY. Biaya untuk sekali tesnya sekitar 75rb. Biasanya LPPMP membuka kelas khusus untuk kursus, tapi juga bisa kalau mau tes langsung.


Demikian jawaban-jawaban dari segala pertanyaan yang sering muncul. Kesimpulannya yang bisa saya ambil dari sharing ini adalah 
“KULIAH S2 ITU MENUNTUT KETERAMPILAN MENULIS DAN HARUS SELALU DIASAH, SERTA PERBANYAK REFERENSI”.

Sekian sharing aku untuk kali ini. Kalau ada yang ingin bertanya silakan komen dibawah. Jangan pakai anonim ya heheh.. See you gaes




You May Also Like

0 komentar