Halo teman2..
Selama aku menjalani kuliah S2, aku sering dilontarkan dengan berbagai
pertanyaan oleh orang terdekatku terkait kuliah ini. Kali ini aku bakal
menjawab sekaligus memberikan penjelasan dari pertanyaan yang sering muncul.
Penjelasan yang kuberikan berdasarkan pengalaman selama kuliah di UNY. So, tiap
kampus sebenarnya memiliki aturan yang berbeda-beda. Teman-teman jangan
langsung mengeneralisaikan.
Oke siap, Langsung cus ke point...
1. Kuliah S2 bisa gak sih sambil kerja (kerja di suatu instansi, bukan
sampingan) ?
Bisa, tapi dengan ketentuan. Bukan ketentuan dari kampus sih, tapi dari
diri kita. Nah kebetulan 3 orang teman sekelas aku sudah ada yang bekerja
sambil kuliah S2. Mereka bekerja sebagai guru di suatu sekolah. Jarak antara
sekolah dengan kampusnya sekitar 1-2 jam. Sebut saja temanku si A, dia ngajar
di sekolah daerah prambanan, yang jaraknya dr kampus sekitar 1 jam-an. Si A
juga tinggal di daerah prambanan. Kemudian temanku si B, dia ngajar di sekolah
daerah godean. Hampir sama dengan si A, jarak antara kampus dan sekolahnya
memakan waktu 1 jam-an. Si B juga tinggal di daerah godean. Lalu si C, dia guru
di sekolah purwokerto. Jarak antara purwokerto ke jogja itu sekitar 2-3 jam. Si
C selama kuliah dia ngekos, dan ketika libur kuliah (bukan libur semester) dia
balik ke purwokerto untuk mengajar disekolahnya.
Nah, mereka sangat bersyukur kalau guru-guru disekolahnya sangat mendukung
mereka untuk kuliah lagi. Jadi guru-guru disekolahnya sangat memahami dan
bertoleransi, karena jika bekerja sambil kuliah mereka harus mengatur jadwal
mengajar dan kuliah sedemikian rupa agar tidak terjadi bentrokan.
Kesimpulannya, bisa kuliah S2 sambil kerja, kerja sambil kuliah S2.. hehe
tapi pastikan jarak antara kampus dan tempat kerja tidak terlalu jauh serta
lingkungan kerja harus memberikan dukungan penuh terhadap kita.
2. Kuliah S2 itu setiap hari gak? Katanya gak kaya S1 ya tiap hari?
Dulu, aku mikirnya gitu. Kuliah nya paling sebentar aja kok, gak perlu dari
senin sampai jumat. Ternyata dugaan ku salah teman-teman. Oke aku cerita dulu
ya. Waktu semester 1 memang aku kuliah dari hari senin-rabu, bisa dibilang
semacam memadatkan jadwal di hari tersebut. Jadi dalam satu hari kita bisa
menghabiskan 3 atau 2 mata kuliah. Alasan memadatkan jadwal tersebut agar lebih
memudahkan teman-teman yang sambil mengajar. Alhamdulillah sekali dosen-dosen
di prodi sangat toleran dengan mahasiswa yang sambil ngajar. Kemudian beralih
ke semester 2. Jujur saja, jadwal disemester ini agak semrawut. Mengapa begitu?
Jadi jadwal semester ini itu dosen pengampu mata kuliah tertentu memilih
memadatkan jadwal secara pribadi. Jadi misal dosen A, maunya ngajar di hari
senin dengan memadatkan 4 mata kuliah yang berbeda dihari itu. Dosen A ini
tidak hanya mengajar di kelas kami saja, namun di kelas lain atau prodi lain
juga mengajar. Kemungkinan yang terjadi pada kami, kami akan mendapati jadwal
di hari senin untuk satu mata kuliah kalau dosen lain tidak ada yang ingin
mengajar di hari senin. Bagi kami kalau kuliah hanya untuk satu mata kuliah
dalam satu hari itu sangat tidak efisien. Awalnya kami keberatan dengan hal
tersebut. Lalu kami berdiskusi dengan ketua prodi dan Alhamdulillah jadwal
masih bisa dipadatkan. Yang tidak bisa dipadatkan adalah jadwal praktikum,
karena laboratoriumnya bergantian dengan mahasiswa S1. Mahasiswa pasca memiliki
jatah praktikum hanya di hari jumat dan sabtu. Akhirnya setelah berdiskusi, jadwal
di semester ini kuliah dari hari senin-rabu (jadwal padat), kamis libur dan
jumat-sabtu praktikum dengan masing-masing satu mata kuliah praktikum. So,
kesimpulannya, aku tidak bisa mengatakan kalau kuliah S2 itu tiap hari atau
enggak. Yang saya rasakan untuk jadwal perkuliahannya sama saja dengan
perkuliah saya S1, sehingga saya tidak merasa kaget atau terbebani dengan
jadwal yang seperti itu.
3. Sistem perkuliahannya gimana sih? Banyak tugasnya gak?
Aku sudah hampir menjalani dua semester. Mungkin aku sekalian berkeluh
kesah kepada kalian teman-teman. Tiap orang itu memiliki cara yang berbeda
dalam memikul beban. Bagiku perkuliahannya sangat menyenangkan, namun tugasnya
yang kurang menyenangkan. Yaiyalah, dimana-dimana kalau mahasiswa dikasih tugas
pasti banyak ngeluhnya. Hehehe...
Kebanyakan kami melakukan presentasi di depan kelas. Waktu S1 juga sering
sih presentasi, tapi kan paling kelompokan. Bedanya sama S2, kita presentasi
individu. Yang dipresentasikan adalah makalah yang kita buat sendiri. Hampir
semua mata kuliah menuntut kita untuk membuat makalah. Ada juga sih mata kuliah
yang menutut kita untuk membuat artikel atau paper. Kalau S1 masih bisa
menggunakan referensi buku dari dalam negeri, kalau S2 sudah dituntut untuk
mencari referensi dalam bahasa inggris, baik itu buku ataupun jurnal. Jurnal
international sangat di utamakan dalam setiap penulisan. Tapi kalian jangan
mengira ya kami presentasinya juga dalam bahasa inggris. Kami tetap
menyajikannya dengan bahasa Indonesia, bukan bahasa daerah. Ahahaha. Setelah
presentasi, dibuka sesi tanya jawab. Nah disini kami saling berbagi pendapat
dan pertanyaan mengenani topik yang dipresentasikan. Pokoknya jangan biarkan
kelas itu hening. Ributlah dengan pendapat-pendapat dan pertanyaan. Sebagian
dosen ada yang tidak senang dengan keheningan itu, tapi bukan killer. Setiap
pengajar pastilah mengharapkan peserta didiknya selalu aktif dikelas dalam
pembelajaran. So, kalian bisa menafsirkan sendiri ya teman-teman.
4. Bikin tesis itu susah gak sih? Katanya kalau mau lulus harus submit
artikel yah?
Syarat kelulusan mahasiswa pascasarjana S2 UNY itu ada 3, menyelesaikan
tesis, mensubmit artikel/jurnal/prosiding (pastikan sampai accepted) dan score
ProTOEFL 450. Kami sejak semester 2 ini sudah dibimbing untuk menggarap tesis,
setidaknya sudah memiliki judul dan dosen pembimbing. Mengingat kuliah S2 cuma
2 tahun, belum lagi untuk submit artikel. Kebanyakan penelitian tesis itu
pengembangan, ada juga yang eksperimen, tapi yang dominan di prodiku adalah
pengembangan. Pengembangan memang biaya penelitiannya tidak murah, karena kita
mesti mengembangkan suatu produk. Hal itu bisa diatasi dengan penelitian
payung. Nanti kalian akan tahu sendiri apa itu penelitian payung dan benefitnya
jika kita bergabung dengan penelitian itu. Awalnya aku juga mikir sih, kayaknya
kalau pengembangan ini bakal ngabisin banyak biaya. Alhamdulillah, aku dapat
tawaran proyek penelitian payung dari dosen pembimbingku. Beralih ke
artikel/jurnal/prosiding, ini penting banget. Usahakan pembuatan tulisan ini
sudah dirancang ketika mengerjakan tesis. Intinya kalau kita punya data, bisa
dijadikan suatu artikel/jurnal/prosiding. Sambil mengerjakan tesis, sambil
menulis jurnal juga. Mengapa harus disambil? Menunggu
accepted artikel/jurnal/prosiding itu luaaamaaa hampir
berbulan-bulan. Bayangkan jika kalian sudah menyelesaikan tesis, ternyata
kalian belum bisa yudisium karena belum accepted, nyesekk gak siih? Nunggunya
itu bukan hanya sebulan – dua bulan, bahkan ada yang sampai 6 bulan cuuuyyyy.
Dan itu gak itu gak jadi jaminan langsung accepted. Setelah accepted, baru kita
membayar adimistrasi dari artikel/jurnal/prosiding tersebut. Biaya yang
dikeluarkan juga tidak murah ternyata. Tergantung indexnya. Jika semakin bagus,
maka semakin mahal. Apalagi jika terindex scopus. Nah itu tadi sekilas tentang
tesis dan artikel/jurnal/prosiding. Aku cuma bisa kasih gambaran, nanti kalau
kalian sudah kuliah S2 akan mengerti lebih dalam maknanya. Nah untuk ProTOEFL
sudah difasilitasi dan bisa mengikuti tes nya di LPPMP UNY. Biaya untuk sekali
tesnya sekitar 75rb. Biasanya LPPMP membuka kelas khusus untuk kursus, tapi juga bisa kalau mau tes langsung.
Demikian jawaban-jawaban dari segala pertanyaan yang sering muncul.
Kesimpulannya yang bisa saya ambil dari sharing ini adalah
“KULIAH S2 ITU MENUNTUT KETERAMPILAN
MENULIS DAN HARUS SELALU DIASAH, SERTA PERBANYAK REFERENSI”.
Sekian sharing aku untuk kali ini. Kalau ada yang ingin bertanya silakan
komen dibawah. Jangan pakai anonim ya heheh.. See you gaes
0 komentar