10 TIPS MENGHADAPI QUARTER LIFE CRISIS

by - March 04, 2022

 Hai! Assalamualaikum ~

Ngomong-ngomong usia 25 tahun, pasti tersemat kata Quarter Life Crisis. Konon katanya manusia akan mengalami Quarter Life Crisis dalam fase hidup. Termasuk aku juga mengalaminya. Bagaimana aku melalui masa Quarter Life Crisis? Di artikel ini, aku akan bercerita hal tersebut berdasarkan apa yang aku alami dan rasakan. Tidak menutup kemungkinan, Quarter Life Crisis yang aku alami berbeda dengan other good people. So, jangan dijadikan patokan baku yah good people. 


 

Sebelum masuk pada kisahku. Lebih baik good people tahu dulu tanda seseorang mengalami Quarter Life Crisis. 

1. Merasa gak bahagia menjalani rutinitas saat ini
2. Sering mencemaskan apa yang akan terjadi di masa depan
3. Merasa minder saat melihat aktivitas teman di medsos
4. Menyadari bahwa segala hal gak selalu berjalan sempurna
5. Merasa gak bahagia walaupun memiliki segudang prestasi

(source : Apa Itu Quarter Life Crisis? Bagaimana Cara Kamu Menghadapinya? )

2020 usia genap 25 tahun. Sebagian banyak orang sekelilingku mengalami hal yang tidak terduga di tahun 2020. Mungkin kami berada di energi yang sama, sehingga aku selalu terhubung dengan orang-orang yang mengalami hal serupa. Mereka juga tidak segan bercerita tentang apa yang mereka alami. Pengkhianatan, putus asa, khawatir, takut, sakit hati, bahkan ada yang sampai tidak ingin bertemu dengan siapapun. Aku definisikan 2020 adalah tahun yang menguras mental, pikiran dan perasaan.

Awal cerita aku baru saja lulus pendidikan magister. Ekspektasi yang sudah tersusun adalah aku gampang mendapatkan pekerjaan, menghasilkan uang yang banyak dan menikah. Ekspektasi ya hanya ekspektasi tidak menjadi kenyataan. Aku susah mendapatkan pekerjaan yang aku impikan dan aku putus with my ex karena suatu hal. Kalau ditanya rasanya bagaimana, bagaikan daging tersayat dibumbui garam. (maafkan aku yang hiperbola)

Singkat cerita, side effect dari kejadian tersebut timbul perasaan - perasaan negatif. Aku merasa tidak berguna dan tidak pantas untuk siapapun. Lalu aku juga mencemaskan masa depanku dengan bertanya-tanya pada diri sendiri "apa sih ending dari kisah ini?". Akibatnya, aku tidak bersemangat dalam beraktivitas. Kadang juga muncul perasaan kesepian dan inginnya menyendiri. Yang paling aneh adalah mood ku naik turun. Misalnya, hari ini aku rasa aku sudah sembuh deh, tapi tiga hari kemudian aku masih bisa menangis karena hal yang menyakitkan sebelumnya. Semua yang aku rasakan hampir related dengan tanda Quarter Life Crisis.

Lantas, apakah aku hanya berdiam diri saja? Tidak juga. Bersyukurnya aku dikelilingi orang-orang yang baik. Kemudian temanku menawarkan aku pekerjaan. Akhirnya aku mengajar di salah satu lembaga Bimbingan Belajar sambil mengajar les private. Sebenarnya pekerjaan ini belum bisa dikatakan main job. Aku masih membutuhkan pekerjaan yang menjanjikan secara karir dan finansial. Oleh sebab itu, aku masih berusaha memasukan lamaran pekerjaan di berbagai universitas dan sekolah, baik yang sedang buka lowongan ataupun tidak. 

Meskipun aku berada di zona kecemasan, aku masih membuka diri untuk bersosialisasi dengan teman-teman. Bahasa kerennya sekarang meet up di cafe. Obrolan-obrolan meet up yang aku ingat dari salah satu teman ku adalah ...

Kalau kamu menginginkan sesuatu, berusahalah secara totalitas. All in or nothing.

Menurutnya, Tuhan itu memperhatikan setiap detil tindakan dari usaha kita. Jika gagal dalam mendapatnya, Tuhan pasti tidak akan tinggal diam. Pasti menggantikan dengan sesuatu yang setara atau lebih dari yang kita inginkan. Tentunya, tidak ada penyesalan juga karena kita sudah melakukan yang terbaik. 

Maka beruntunglah aku bertemu dengannya dan memperoleh perkataan tersebut.

Pada akhirnya, 2020 mungkin termasuk tahun terburuk selama aku hidup di dunia, tapi kehidupan harus tetap berjalan. Beberapa tips versi frista based my experience untuk melalui Quarter Life Crisis. 

  1. Lakukan ibadah. Bukan sok agamis sih, tapi ini memang pondasi awal untuk memulai mendapatkan hati dan pikiran yang tenang.
  2. Minta maaf dan doa orang tua. Hal yang sepele sebenarnya, tapi bisa saja karena dosa sendiri kepada orang tua jadi terhambat apa-apa yang mau disegerakan oleh Tuhan kepada kita. Bisa saja juga yang selama ini terjadi adalah hasil dari doa orang tua. 
  3. Perbaiki ekspektasi. Marilah kita berekspektasi seperlunya saja, agar ia tidak melukai. Bagaimana kalau tidak berekspektasi? Aku tidak setuju. Menurutku kita masih perlu berekspektasi supaya mewujudkan apa yang ada dalam kendali kita. 
  4. Jangan berlarut dalam kesedihan. Manusiawi sekali kalau kita bersedih, tapi habiskan itu semua dalam satu malam. Besoknya harus ceria lagi. 
  5. Ciptakan hal sederhana/kecil yang membahagiakan, kemudian LAKUKAN!. Misalnya, aku bahagia banget kalau nonton drama korea, LAKUKAN! aku bahagia makan mie instan di setiap malam minggu, LAKUKAN! apapun pokoknya. Kalian berhak bahagia bahkan dari hal kecil.
  6. Jika inginkan sesuatu, All in or Nothing. Yash! Kerahkan semua yang bisa dilakukan. Jangan setengah-setengah. Kalau setengah - setengah, mending tidak usah sama sekali. 
  7. Olahraga. Jujur semenjak aku patenkan olahraga, mentalku menjadi lebih baik. Tidur menjadi lebih pulas. Mood juga tidak naik turun. Memang kalau memulai olahraga itu malas banget, tapi kalau sudah terjebak di dalam nya serasa tidak ingin berhenti. 
  8. Bersosialisasilah. Meet up kuy. Gassss kan. Gak punya money? Tenang Es teh masih ada kok yang 5000 haha. Bergaulah dengan teman lama dan teman baru. Kebetulan aku suka belajar dari pengalaman orang lain.
  9. Bersyukur. Nah ini adalah kunci dari segala kunci jiwa yang tenang. Mulailah bersyukur dari hal yang kecil. Contoh : Alhamdulillah aku masih bisa makan enak. Alhamdulillah aku bisa beli skincare. Alhamdulillah aku masih bisa ngopi. Alhamdulillah masih bisa gajihan. Alhamdulillah for everything. 
  10. Love yourself dan Selfcare. Tanamkan cukup bagiku diriku sendiri. Aku bisa bahagia karena diriku sendiri, bukan karena orang lain. Percantik diri, makan makanan yang bergizi dan pakailah skincare favorite.

  

Sekarang aku jauh lebih baik dari yang aku ceritakan diatas. Masih banyak berproses untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan berhati luas. Selalu berusaha mengisi energi positif agar dapat menarik hal-hal baik. Hehe. Intinya masih banyak belajar untuk memanusiakan diri sendiri dan orang lain.

Sekali lagi tips yang aku jabarkan bukan hal yang baku, tapi semoga energi positifnya bisa nular ke kalian. Percayalah, apapun masalah yang kalian hadapi saat ini pasti ada alasan dibaliknya. Masalah datang pada masanya dan mereka datang bersama solusinya. Sekian dan terima gajih. 

Bonus foto wisudaku tahun 2020. xixi.

 

You May Also Like

0 komentar